proses laktasi



 proses laktasi


A.    Anatomi dan Fisiologi Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada, dan fungsinya m emproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepansang kelenjar payudara, dengan berat kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar mencapai 600 gram dan pada waktu menyusui bisa mencapai 800 gram.

Perubahan pada payudara dapat meliputi:Penurunan kadar progesterone secara cepat dengan peningkatan hormone prolaktin setelah persalinan. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.

Ada tiga bagian payudara, yaitu:
1.      Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar pada payudara
2.      Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah
3.      Papilla arau putting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
 
Dalam korpus mammae terdapat alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Alveolus terdiri dari beberapa sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Beberapa alveolus mengelompok membentuk lobulus, kemudian beberapa lobulus berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. Dari alveolus ASI disalurkan ke dalam saluran kecil duktulus), kemudian beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus). Dibawah areola saluran yang besar melebar disebut sinus laktiferus. Akhirnya semua memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar, di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot-otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar.


Image result for anatomi payudara

Ada empat macam bentuk putting yaitu bentuk yang normal/umum, pendek/datar. Panjang, dan terbenam (inverted). Namun bentuk putting-putting ini tidak terlalu berpengaruh terhadap proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat ditarik sehingga membentuk tonjolan atau “dot” ke dalam mulut bayi.
Image result for bentuk puting payudara

Pada papilla dan areola terdapat saraf peraba yang sangan penting untuk refleks  menyusui. Bila putting dihisap, terjadilah rangsangan saraf yang diteruskan ke kelenjar hipofisis yang kemudian merangsang produksi dan pengeluaran ASI.
Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks oksitosin aliran timbul akibat perangsangan putting susu oleh hisapan bayi.


Tiga refleks penting dalam mekanisme hisapan bayi, yaitu: 

1.      Refleks menangkap (rooting refleks)Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi                    akan menoleh kearah sentuhan, bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap putting susu.
2.      Refleks menghisap
Refleks ini timbul apabila langit-langit bayi tersentuh biasanya oleh putting susu. Supaya putting mencapai bagian belakang palatum maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian, maka sinus laktiferus yang berada dibawah areola akan tertekan gusi, lidah, dan palatum sehingga ASI terperas keluar.
3.      Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI ia akan menelannya.

B. DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI

a.         Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama
   Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusui dini(early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan.Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
 Image result for Inisiasi menyusui dini
b.         Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI
   Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.















Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
Posisi berbaring miring
Posisi duduk
Posisi ibu tidur telentang
Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
Posisi duduk
   Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
   Tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.
   Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain:
Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu.
Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara.
Areola tidak akan tampak jelas.
Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya.
Bayi terlihat senang dan tenang.
Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.        
c.         Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung)
   Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis, psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
   Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
   Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin. Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
   Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi.Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
   Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat dibutuhkan oleh ibu.
   Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
   Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak wajar.
d.         Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin
   Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
e.         Memberikan kolustrum dan ASI saja
   ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.
f.          Menghindari susu botol dan “dot empeng”
   Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.



C. Manfaat pemberian ASI      

Adapun beberapa manfaat ASI yaitu:
a.       ASI melindungi bayi anda dari masalah saluran pencerna seperti diare, masalah pernapasan seperti infeksi saluran napas serta infeksi telinga. ASI ekslusif tanpa makanan padat selama paling tidak enam bulan akan memberikan perlindungan yang lebih besar. Perkembangan penyakit peradangan usus seperti Penyakit Chrohn’s yang bisa terjadi dikemudian hari bisa dicegah dengan pemberian ASI.
b.      ASI dapat mencegah bayi dari penyakit alergi. Keadaan seperti alergi saluran percernaan atau alergi kulit seperti eczema dapat dicegah.
c.       Pemberian ASI dapat meningkatkan intelegensi anak anda. ASI memiliki hubungan dengan IQ atau kecerdasan yang tinggi. Adalah asam lemak dalam ASI yang memiliki peran terhadap perkembangan otak anak.
d.      Penyapihan dengan ASI dapat mencegah obesitas dikemudian hari. Penelitian memperlihatkan pemberian ASI sedini mungkin berkaitan dengan penurunan resiko obesitas.
e.       Pemberian ASI dapat mencegah bayi dari penyakit leukemia. Baik itu Leukemia akut limfoblastik maupun leukemia akut myeloid.
f.       Selain itu menyusui dengan ASI juga mampu mencegah perkembangan penyakit DM atau diabetes melitus tipe 1, penyakit gula yang disebabkan oleh kerusakan pada pankreas.
g.      Dengan pemberian ASI infeksi dan tekanan darah tinggi yang mungkin terjadi kemudian dapat dicegah.
h.      ASI dapat menurunkan resiko Sindrom Kematian Bayi Tiba-tiba atau SIDS-sudden infant death syndrome-.
i.        Buat ibu yang menyusui sendiri dengan menyusui itu akan membantu menurunkan berat badan yang berlebih.

j.      Penelitian menunjukkan bahwa ibu semakin lama menyusui maka semakin terproteksi dari kanker payudara dan kanker ovarium.
k.        Dan terakhir dan mungkin penting diperhatikan oleh ibu adalah menyusui dapat memproteksi terjadinya osteoporosis dikemudian hari.
L          .Sistem kekebalan tubuh bayi lebih kuat. Air susu ibu mengandung zat antibodi yang bisa membantunya melawan segala bakteri dan virus. Jadi, risiko terserang penyakit seperti diare, infeksi telinga, infeksi saluran pernapasan, konstipasi, berkembang menjadi pengidap diabetes tipe 2, atau meningitis lebih rendah ketimbang bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Antibodi dari ibu juga melindungi bayi dari serangan asma, alergi, dan eksim.
m.        Tulang bayi lebih kuat. Bayi yang diberi susu selama tiga bulan atau lebih memiliki tulang leher dan tulang belakang lebih kuat dibanding yang diberikan ASI kurang dari tiga bulan atau tidak sama sekali.
n.         Mendapat limpahan kolesterol. Pada orang dewasa, kolesterol merupakan asupan yang tidak baik. Namun itu tidak berlaku pada bayi. Kolesterol sangat dibutuhkan bayi guna menunjang tumbuh kembangnya dan zat ini banyak ditemukan pada ASI.


D.KOMPOSISI DALAM ASI

1.         Lemak
Lemak merupakan sumber kalori utama dalam ASI dengan kadar 3,5%-4,5%. Lemak mudah diserap oleh bayi karena enzim lipase yang terdapat dalam sistem pencernaan bayi dan ASI akan mengurai Trigliserida menjadi Gliserol dan Asam Lemak. Keunggulan lemak ASI mengandung asam lemak esensial yaitu Docosahexaenoic Acid (DHA) Arachionoic Acid (AA) berguna untuk pertumbuhan otak. Kadar kolesterol dalam ASI lebih tinggi karena untuk merangsang enzim protektif yang membuat metabolisme kolesterol menjadi efisien.

2.         Karbohidrat
Karbohidrat utama dalamASI adalah laktose dengan kadar 7 gram %. Laktose mudah terurai menjadi Glukose dan Galaktose oleh enzim Laktose yang terdapat dalam mukosa saluran pencernaan bayi sejak lahir. Laktose juga bermanfaat untuk mempertinggi absofsi Kalsium dan merangsang pertumbuhan Laktobasilus Bifidus.

3.         Protein
Protein dalam susu adalah kasein dan whey kadarnya 0,9 %. Selain itu
terdapat dua macam asam amino yaitu sistin dan taurin. Sistin diperluka untuk pertumbuhan somatik sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak

4.         Garam dan Mineral.
 - Zat Besi
Jumlah zat besi dalam ASI termasuk sedikit tetapi mudah diserap. Zat besi berasal dari persediaan zat besi sejak bayi lahir, dari pemecahan sel darah merah dan dari zat besi yang terkandung dalam ASI. Dengan ASI bayi jarang kekurangan zat besi

 - Seng
Seng diperlukan untuk pertumbuhan perkembangan dan imunitas, juga diperlukan untuk mencegah penyakit akrodermatitis enteropatika (penyakit kulit dan sistim pencernaan)

5.         Vitamin
- Vitamin K
Berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah.

- Vitamin E
Banyak terkandung dalam kolostrum.

- Vitamin D
Berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi.

6.         Zat Protektif
- Imunoglobulin
Semua jenis imunoglobulin terdapat dalam ASI, seperti IgA, IgG, IgM, IgD, dan IgE yang berguna untuk imunitas terhadap penyakit.

- Lisosi
Enzim lisosim dalam ASI berfungsi untuk memecah dinding bakteri dan antiinflamasi.

- Laktoperoksidase
Enzim ini beserta dengan peroksidase hidrogen dan ion tioksinat membantu membunuh
streptokokus.

 - Lactobasillus bifidus
Lactobasilus bifidus berfungsi mengubah laktose menjadi asam laktat dan asam asetat, menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mokroorganisme patogen.

- Lactoferin dan trasferin
Kedua zat ini merupakan peotein dalam ASI yang berfungsi menghambat pertumbuhan stapilokokus dan E.coli , dengan cara mengikat zat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya sehingga kuman tersebut tidak mendapatkan zat besi.

- Komplemen C3 dan C4
Komplemen C3 dan C4 berguna sebagai faktor pertahanan.

- Sel makrofag
Sel makrofag berfungsi membunuh kuman dan membentuk kimplemen C3, C4, lisosim serta lactoferin.

- Lipase : Lipase merupakan zat anti virus



E.Upaya memperbanyak asi

1.         Anda dapat memberikan kesempatan bayi anda untuk mengkonsumsi ASI dalam waktu lama. Tujuan dari cara ini adalah untuk mengosongkan ASI yang telah diproduksi sehingga merespon produksi ASI selanjutnya. Inilah sebabnya anda tidak perlu membuat jadwal menyusui bayi melainkan memberikan saat bayi anda memerlukan.
2.         Berikan ASI bergantian sehingga bayi tidak bosan dengan bagian kiri atau kanan saja. Bayi akan menyesuaikan dengan cara menghisap. Sebenarnya fungsi utama yaitu mengalirkan ASI, sehingga ASI yang sudah diproduksi sebaiknya di alirkan dan ASI akan diproduksi kembali.
3.         Pijatan yang benar dan tepat akan membantu dalam memperbanyak ASI. Pemijatan dapat dilakukan dari bagian pangkal buah dada kemudian tekan dinding dada dengan menggunakan kedua jari. Selanjutnya anda dapat melakukan gerakan melingkar pada bagian payudara selama beberapa detik lanjutkan dengan memindahkan jari pada daerah berikutnya. Anda dapat mengarahkan pijatan dengan memutar atau radial menuju bagian puting. Kemudian kepalkan tangan untuk memberikan tekanan pada masing masing jari.
4.         Anda dapat memompa ASI setelah selesai menyusui apalagi bila anda merasa ASI masih banyak, anda dapat memompa buah dada dua sekaligus sehingga lebih menstimulasi produksi ASI dibandingkan apabila anda melakukan secara bergantian
5.         Buat suasana yang tenang dan relaks sehingga membuat bayi anda lebih lama menyusui. Anda dapat menciptakan kontak kulit dengan bayi sehingga ketika anda mengajak komunikasi atau membelainya akan memicu hormon oksitosin berperan dalam produksi ASI.
6.         Anda harus banyak mengkonsumsi air putih. Selain itu jus dari buah dan sayur segar dapat membatu memperbanyak ASI. Hindari merokok karena akan menghambat ASI dan memberikan pengaruh negatif dari bahan kimia yang berbahaya pada bayi. Begitu pula dengan makanan yang mengandung kafein yang akan menimbulkan pengaruh buruk pada bayi
7.         Rileks saat menyusui merupakan salah satu cara untuk memperbanyak ASI. Anda dapat mendukung psikologis yang dapat menentukan keberhasilan pemberian ASI. Stres akan berperan besar pada pemberian ASI sehingga menurunkan kemampuan alami dalam memproduksi ASI. Ibu menyusui dapat banyak istirahat untuk bisa memberikan ketenangan pada diri dan produksi ASI meningkat
8.         Terkadang sebagian orang tua yang cemas karena ASI yang tidak lancar diberikan susu formula. Padahal pemberian susu formula akan menyebabnya kondisi semakin tidak lancar. Bayi akan malas mendapatkan ASI bahkan beberapa kondisi menyebabkan bayi bingung puting. Inilah yang menyebabkan volume ASI berkurang karena respon dari bayi yang tidak maksimal.


F. Tanda Bayi Cukup ASI

Tanda bayi cukup ASI menurut beberapa pendapat adalah :
    • Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali
    • Warna urin biasanya tidak bewarna kuning pucat dan bau menyengat
    • Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang besar (BAB) setidaknya dua kali sehari dengan tinja berwarna kuning atau gelap dan mulai berwarna lebih cerah setelah hari kelima belas.
    • Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur dengan cukup
    • Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam
    • Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui
    • Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusui
    • Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI
    • Bayi bertambah berat badannya lebih dari 500 gram sampai 1 kg setiap bulan pada trimester pertama kehidupannya. Berat badannya kemudian bertambah sekitar 600 gram setiap bulan pada trimester  kedua dan bertambah sekitar 400-500 gram setiap bulannya pada trimester ketiga.
    • Setelah menyusu bayi langsung tertidur karena ASI memicu produksi hormon endorfin yang merangsang tidur.
    • Pertumbuhan berat badan bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan
    • Perkembangan motorik yang baik. Bayi aktif, motoriknya sesuai dengan rentang usia.
    • PASI yang diberikan tidak bersisa.
    • Selambat-lambatnya sesudah 2 minggu lahir, berat badan waktu lahir tercapai kembali. Penurunan berat badan faali selama 2 minggu sesudah lahir tidak melebihi 10% berat badan waktu lahir.
    • Bayi tumbuh dengan baik, pada umur 5-6 bulan berat badan mencapai dua kali berat badan waktu lahir. Pada umur 1 tahun berat badan mencapai tiga kali berat badan waktu lahir.
    • Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji.

  • Sedangkan menurut Papernya Sudaryati dkk (2005), tanda bayi kecukupan ASI adalah:
    • Dengan pemeriksaan kebutuhan ASI dengan cara menimbang BB bayi sebelum mendapatkan ASI dan sesudah minum ASI dengan pakaian yang sama, dan selisih berat hasil penimbangan dapat diketahui banyaknya ASI yang masuk dengan konvera kasar 1 gr BB-1 ml ASI.
    • Secara subjektif dapat dilihat dari pengamatan dan perasaan ibu yaitu bayi merasa puas, tidur pulas setelah mendapatkan ASI dan ibu merasakan ada perubahan tegangan pada payudara pada saat menyusui bayinya ibu merasa ASI mengalir deras.
    • Sesudah menyusui tidak memberikan reaksi apabila dirangsang (disentuh pipinya, bayi tidak mencari arah sentuhan).
    • Bayi tumbuh dengan baik.

G.    ASI Ekslusif

ASI ekslusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi lahir sampai sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh, madu, air putih.pada pemberian ASI ekslusif bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim dan sebagainya. ASI ekslusif diharapkan dapat diberikan sampai 6 bulan. Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan, tanpa makanan pendamping.
            ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi. Tuhan telah menciptakan ASI untuk bayi/anak manusia seperti halnya Dia menciptakan susu sapi untuk anak sapi.
            UNICEF memperkirakan bahwa pwmberian ASI ekslusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah lima tahun. Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan daalam jurnal pediatrics menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik 22%  jika pemberian ASI dimulai dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi.
            Namun di Indonesia hanya 8% saja ibu-ibu yang memberikan ASI ekslusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan dan 4% bayi disusui ibunya daalam waaktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Padaahal 21.000 kematian bayi baru lahir usia dibawah 28 hari di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama setelah lahir.
            Penelitian membuktikan bahwa ASI ekslusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi. Naluri bayi akan membimbingnyasaat baru lahir, insting bayi membawanya untuk mencari putting ibunya. Pada jam pertama bayi menemukan payudara ibunya, ini adalah awal hubungan menyusui yang berkelanjutan dalam kehidupan antara ibu dan bayi. Proses setelah IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dilanjutkan dengan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan hingga dua tahun. Jika bayi baru lahir dipisahkan dengan ibunya maka hormon sters akan meningkat 50% sehingga hal ini akan mengakibatkan turunnya daya tahan tubuh bayi.
            Berdasarkan Kepmenkes RI No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 yang juga mengacu pada resolusi WHA.2001 ( World Health Assembly ) bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi harus mulai diberi makanan pandamping ASI yang cukup dan aman dengan pemberian ASI tetap dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau lebih.
            Peran dan wewenang bidan mengacu pada Kepmenkes RI No.900/Men.Kes/SK/VII/2002 tentang praktek dan registrasi bidan diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan pada masyrakat khususnya ibu hamil, melahirkan dan menyusui senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan memberikan pendidikan kesehatan tentang manfaat ASI secara berkesinambunagan sehingga ibu hamil memahami dan siap menyusui bayinya dengan pemberian ASI ekslusif.

H.Cara merawat payudara

1. Gunakan bra yang mampu menyerap keringat, menyangga payudara dengan baik dan tidak terlalu sempit. Pilihlah bra khusus ibu menyusui. Hal ini untuk mempermudah dan membuat Anda lebih nyaman saat memberikan ASI.

2. Bersihkan kedua puting Anda dengan air hangat setiap habis mandi. Hindari bagian puting terkena sabun mandi sebab dapat membuatnya kering. Tidak hanya itu, lapisan puting juga bisa terkelupas dan menimbulkan rasa nyeri saat menyusui.

3. Jika Anda merasa kurang percaya diri dengan puting yang melesak ke dalam, cobalah gunakan alat penarik puting (nipple corecctor). Namun, alat ini mungkin tidak dapat membuat puting menonjol dalam waktu sekejap. Perlu bermingu-minggu melakukannya dengan sabar. Jika perlu, mintalah saran dokter tentang penggunaan alat tersebut.

I.CARA MENYUSUI YANG BENAR

1. Tetekkan bayi segera atau selambatnya setengah janin setelah bayi lahir. Mintalah kepada bidan
untuk membantu melakukan hal ini.

2. Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum menetekkan.

3. Perah sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan pada daerah putting dan sekitarnya.

4.Ibu duduk atau tiduran / berbaring dengan santai.
5. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi:
- Perut bayi menempel keperut ibu.
- Dagu bayi menempel ke payudara.
- Telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus.
- Mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar putting susu.

6. Cara agar mulut bayi terbuka adalah dengan menyentuhkan puting susu pada bibir atau pipi bayi.

7. Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukkan puting dan sebagian besar lingkaran/daerah
gelap sekitar puting susu ke dalam mulut bayi.
8. Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara lainnya.
Pemberian ASI berikutnya mulai dari payudara yang belum kosong tadi.

    
 J.Masalah yang sering tejadi pada saat pemberian ASI

Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui adalah Puting datar/terbenam, payudara bengkak (engorgement), putting lecet, penyumbatan kelenjar payudara, mastitis, abses payudara, kelainan anatomi putting dan bayi enggan menyusui.
1.      Putting datar / terbenam
Manajemen putting datar dan terbenam :
a.       Perawatan antenatal
Menarik puting atau menggunakan nipple shells mungkin kurang menolong, kebanyakan puting membaik pada saat kelahiran tanpa perawatan apapun.

b.      Segera setelah lahir
·         Bangun rasa percaya diri ibu
·         Jelaskan bahwa bayi menghisap payudara bukan putting
·         Dorong ibu untuk sebanyak mungkin kontak kulit dengan bayinya dan memungkinkan bayi mengenal payudara ibunya
·         Membantu ibu mengatur posisi bayi
·         Bantu ibu mencoba beberapa posisi memeluk bayinya
·         Bantu ibu agar putingnya keluar sebelum menyusui dengan gerakan Hofman atau alat suntik untuk menarik putting keluar
·         Membentuk payudara membuat pelekatan lebih mudah untuk bayi dengan menopang bagian bawah payudara dan menegakan bagian atas dengan jari ibu

c.       Minggu pertama atau kedua apabila diperlukan
Bila bayi tidak dapat menghisap secara efektif pada minggu pertama atau kedua, bantu ibu untuk :
·         Peras ASI dan berikan dengan cangkir atau langsung kemulut bayi
·         Biarkan bayi mencari payudara ibu lebih sering

2.      Payudara bengkak ( engorgement )
Payudara bengkak bisa disebabkan karena :
·         Kebanyakan ASI
·         Waktu mulai menyusui tertunda
·         Pelekatan kuraang baik
·         Kurang seringnya pengosongan ASI
·         Pembatasan lama dan waktu antara menyusui
            Perawatan payudara bengkak yang essential adalah dengan pengeluaran ASI. Apabila ASI tidak dikeluarkan akan berkembang menjadi mastitis dan abses, dan ASI akan berkurang. Jangan mengistirahatkan payudara ibu untuk menyusui karena akan memperburuk keadaan. Hal-hal yang bisa dilakukan ibu adalah :
·         Apabila bayi dapat menghisap susui bayi lebih sering.
·         Apabila bayi tidak dapat menghisap bantu ibu memeras ASI
·         Sebelum menyusui atau memeras ASI, stimulasi reflek oksitosin ibu dengan cara :
ü  Letakkan kompres hangat pada payudara atau mandi air hangat
ü  Urut tengkuk dan punggung belakang
ü  Urut payudara secara perlahan
ü  Rangsang payudara dan putting
ü  Bantu ibu menyusui untuk rileks atau santai
·         Setelah menyusui kompres dingin pada payudara untuk mengurangi odema
·         Bangun rasa percaya diri ibu, jekaskan bahwa ibu segera menyusui dengan baik.

3.      Putting lecet
Manajemen puting susu lecet yaitu :
a.       Mencari penyebab puting susu lecet
·         Amati bayi menyusui dan cek tanda-tanda perlekatan tidak baik
·         Periksa payudara : cari tanda-tanda infeksi candida, engorgement/bengkak dan retak
·         Lihat mulut bayi tanda-tanda candida dan tounge tie (lidah pendek, tidak dapat cukup meregang keluar karena frenulumnya pendek), adakah bercak candida (candida rash)

b.      Berikan pengobatan yang sesuai
·         Bangun rasa percaya diri ibu, jelaskan bahwa lecet/nyeri bersifat sementara dan menyusui akan segera terasa nyaman, mulai menyusui pada puting yang tidak sakit dan menyusui bayi sebelum sangat lapar
·         Bantu ibu memperbaiki pelekatan, ibu dapat terus menyusui dan tidak perlu mengistirahatkan payudaranya.
·         Kalau perlu bantu ibu mengurangi engorgement/payudara bengkak, ibu sebaiknya menyusui sesering mungkin atau merasa ASI
·         Pertimbangkan pengobatan candida apabila kulit putting dan areola terlihat merah, mengkilat atau bersisik dan gatal atau nyeri dan lecetnya berlanjut.
4.      Penyumbatan kelenjar payudara
Penyumbatan kelenjar payudara dapat terjadi karena ASI yang menebal sehingga menyebabkan tersumbatnya saluran ASI tersebut. Gejalanya adalah lump dan lembek dan sering kemerahan pada kulit yang terdapat lump. Wanita ini tidak demam dan merasa baik.
Penyebab dari saluran tersumbat adalah karena :
a.       Pengaliran yang kurang sempurna pada seluruh payudara, karena:
ü  Menyusui kurang sering
ü  Menghisap tidak efektif apabila peletakan bayi tidak baik

b.      Pengaliran yang kurang sempurna pada sebagian payudara, karena :
ü  Hanya mengosongkan sebagian payudara
ü  Pakaian yang ketat, misalnya bra
ü  Tekanan oleh jari ibu dapat menyumbat aliran susu waktu menyusui
ü  Payudaraa yang besar dan menggantung sehingga bagian bawah ASI mengalir kurang baik.

Cara perawatan penyumbatan kelenjar payudara adalah sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian berlahan-lahan bergerak kearah puting susu dan lebih berhati-hatilah pada area yang mengeras. Menyusui sering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyusui sehingga dapat mengeringkannya dengan efektif. Lanjutkan dengan megeluarkan air susu dari payudara itu sendiri setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun kearah putting susu.

5.      Mastitis
Adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Abses (nanah) payudara, pengumpulan nanah lokal didalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Dua penyebab utama dari mastitis adalah stasis (berhenti) ASI dan infeksi. Pathogen yang paling sering diidentifikasi adalah staphilokokus aureus. Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadat natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang penuruan aliran ASI .Antibiotik (resistenpenisilin) diberikan bila ibu mengalami mastitis infeksius.
1.      Gejala mastitis non-infeksius
         Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut
·         Ibu dapat merasa bercak kecil yang keras di daerah nyeri tekan tersebut
·         Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja
2.      Gejala mastitis infeksius
·         Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu
·         Ibu dapat mengeluh sakit kepala
·         Ibu demam dengan suhu diatas 34C
·         Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara
·         Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercak air (tanda-tanda akhir)
·         Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang “pembengkakan”
Penanganan
·         Lanjutkan menyusui dan bebat payudara
·         Berikan kompres dingin sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri
·         Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin
·         Jika bersifat infeksius, berikaan analgesic non narkotik, antipiretik (ibuprofen, asetaaminofen, paracetamol) untuk mengurangi demam dan nyeri
·         Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (< 39C) periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal
·         Pertimbangkan pemberian antibiotic antistafilokokus kecuali jka demam dan gejala berkurang

6.      Abses payudara
Merupakan komplikasi lanjut dari mastitis yang menyebabkan meluasnya peradangan pada payudara. Gejalanya tampak lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap dengan benjolan lunak yang berisi pus. Perawatannya dengan incici pus dan drain paada abses, pemberian antibiotic dan analgesic bebat payudara dan kompres dingin sebelum meneteki untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Bayi tetap disusui pada payudara yang sehat sedangkan payudara yang sakit ASInya diperas dan dibuang, bayi dapat menyusu kembali setelah sembuh.

7.      Menolak menyusu
Penolakan bayi untuk menyusu akan menyebabkan rasa sangat tidak nyaman pada ibu, ibu akan frustasi. Sebab-sebab bayi menolak untuk meyusui adalah:
1.      Bayi sakit, kesakitan atau tersedak
Bayi yang saakit kemungkinan menempel payudara saat menyusu tapi kurang menghisap seperti sebelumnya, seperti pada bayi infeksi atau kerusakan pada otak. Bayi yang kesakitan bias disebabkan karena adanya tekanan lecet akibat forsep atau vakum ekstrasi sehingga bayi menangis dan menolak ketika ibu berusaha untuk menyusui. Atau bias juga karena hidung tersumbat, mulut nyeri karena infeksi candida/thrush atau tumbuh gigi sehingga bayi menghisap beberapa menit kemudian berhenti dan menangis. Sedangkan bayi tersedak mungkin bayi mengantuk karena efek dari obat yang dikonsumsi ibu.

2.      Ada kesulitan dengan teknik menyusui
Kadaang-kadang menyusui menjadi tidak menyenangkan atau membuat bayi frustasi, kemungkinan penyebabnya adalah:
ü  Pemberian susu botol atau kempeng
ü  Tidak mendapat cukup ASI karena perlekatan yang kurang
ü  Tekanan pada belakang kepala bayi oleh ibu saat mengatur posisi bayi dengan kasar dengan teknik tidak baik
ü  Ibu menggoyang payudara yang mengganggu perlekatan
ü  Pembatasan menyusui
ü  Terlalu banyak ASI dan terlalu cepat menyusu karena ASI oversuplay
ü  Kesulitan kordinasi menghisap yang dini

3.      Perubahan yang membuat bayi marah
Bayi tiba-tiba menolak menyusu, yang sering disebut mogok menyusui atau nursing strike. Paling sering ditemukan pada bayi umur 3-12 bulan. Penyebabnya mungkin dikarenakan oleh :
ü  Berpisah dengan ibu, contoh ibu mulai bekerja
ü  Pengasuh baru atau terlalu banyak pengasuh
ü  Perubahan pada rutinitas keluarga misalnya pada saat bepergian
ü  Ibu sedang sakit, menstruasi atau perubahan bau pada ibu


8.      Kandida/Sariawan
Merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dana bayi telah pengobatan antibiotic. Menifestasinya seperti area merah muda yang menyolok menyebar dari area putting,kulit mengkilat,nyeri akut selamadan setelah menyusui, pada keadaan yang parah, dapat melepuh. Ibu mengeluh nyeri tekan yang berat dan rasa tidak nyaman, khususnya selama dan segera setelah menyusui. Bayi dapat menderita ruam popok, dengan pustula yang menonjol, merah, tampak luka dan/ atau seperti terbakar yang kemerahan. Pada kasus-kasus yang berat, bintik-bintik atau bercak-bercak putih mungkin terlihat merasakan nyeri dan menolak untuk mengisap.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERAN DAN FUNGSI MAJELIS PERTIMBANGAN KODE ETIK DAN ETIK PROFESI

persalinan dengan presentasi puncak kepala,dahi,muka, dahi

EMBOLI AIR KEYUBAN DAN INDUKSI PERSALINAN