Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)
2.1. Defenisi Remaja
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan ekonomi dari ketergantungan menjadi relative mandiri ( Notoatmodjo, 2007).
2.2. Defenisi SADARI
Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan sendiri. Istilah ini disebut dengan SADARI, yaitu pemeriksaan payudara sendiri. Sebaiknya pemeriksaan sendiri ini dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan sekali. Ini dimaksudkan agar yang bersangkutan dapat mengantisipasi secara cepat jika ditemukan benjolan pada payudara (Mardiana, 2009).
Untuk menemukan gejala awal kanker payudara dapat di deteksi sendiri oleh kaum wanita, jadi tidak perlu seorang ahli untuk menemukan awal kanker payudara. Secara rutin wanita dapat melakukan metode SADARI dengan cara memijat dan meraba seputar payudara untuk mengetahui ada atau tidaknya benjolan di sekitar payudara sendiri (setiati, 2009).
2.3. Tujuan SADARI
Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri adalah untuk mendeteksi secara dini gejala kanker payudara secara individu (Nurcahyo, 2010).
Masih banyak wanita yang belum menyadari pentingnya mereka melakukan pemeriksaan dini terhadap payudaranya. Dalam kenyataan sehari - hari banyak wanita datang ke dokter setelah mereka menyadari adanya benjolan yang terus membesar dan dibiarkan saja, dengan alasan ekonomi, khawatir harus dioperasi. Alasan keuangan yang tidak memadai, membuat mereka enggan memeriksakan diri ke dokter. Namun, beberapa wanita yang peduli dengan kesehatan payudaranya memeriksakan payudaranya sejak dini ke dokter atas kesadaran mereka sendiri (Setiati, 2009).
Jika dalam proses pemeriksaan ditemukan adanya benjolan di sekitar payudara, sebaiknya sesegera mungkin dikonsultasikan ke dokter. Hal ini perlu dilakukan karena tidak semua benjolan yang timbul disekitar payudara adalah kanker. Semakin cepat dikonsultasikan ke dokter semakin cepat pula bisa di pastikan benjolan tersebut kanker atau bukan. Selain itu, semakin cepat pula bisa dilakukan pengobatan (Mardiana, 2009).
2.4. Waktu Melakukan SADARI
1. Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada wanita sejak usia 20 tahun
yaitu dapat dilakukan secara teratur sebulan sekali selama 10 menit.
2. Pemeriksaan payudara sendiri pada wanita yang berumur ≥ 20 tahun dapat di
Lakukan setiap tiga bulan sekali ( Saryono, 2008).
3.Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan setelah menstruasi selesai
( Diananda, 2009).
2.5. Cara Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri
Ada dua cara pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri :
2.5.1. Posisi Berdiri
1. Pada tahap awal, lepas semua pakaian atas, lalu berdiri di depan cermin dengan posisi kedua tangan lurus kebawah. Perhatikan seluruh bagian kedua payudara dengan seksama.
2. Pastikan ada tidaknya perubahan yang tampak, baik bentuk maupun ukuran payudara. Hanya wanita bersangkutan yang lebih memahami jika ada perubahan bentuk maupun ukuran pada payudaranya.
3. Angkat kedua tangan keatas hingga lurus. Perhatikan kembali seluruh bagian payudara. Pastikan ada tidaknya perubahan yang tampak seperti adanya tarikkan di sekitar payudara atau adanya kerutan di kulit payudara.
4. Pada kondisi berdiri sempurna dengan tangan lurus di samping badan, pijat atau tekan secara perlahan-lahan payudara sebelah kiri tepat di sekitar puting susu dengan tangan kanan, sedangkan payudara sebelah kanan dengan tangan kiri. Pastikan ada tidaknya cairan ( bukan air susu ) yang keluar dari puting susu.
2.5.2. Posisi Berbaring
1. Letakkan bantal di bawah bahu atau di bawah punggung untuk mempermudah pemeriksaan.
2. Letakkan tangan kanan di bawah kepala dan tangan kiri meraba sambil menekan perlahan-lahan payudara sebelah kanan. Begitu pula sebaliknya, letakkan tangan kiri dibawah kepala dan periksa payudara sebelah kiri dengan tangan kanan.
3. Lakukan perabaan dengan gerakkan memutar disertai tekanan secara perlahan- lahan. Gunakan tiga ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk meraba (Mardiana, 2009).
Gejala klinis kanker payudara bisa berupa adanya benjolan pada payudara yang tidak terasa nyeri. Semula, benjolan itu kecil. Lama-kelamaan benjolan ini semakin besar, lalu melekat pada kulit, sehingga menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting payudara. Itulah yang membuat puting payudara tertarik kedalam (retraksi), serta berwarna merah muda atau kecoklatan sampai menjadi oedema, sehingga terlihat seperi kulit jeruk, mengerut, atau timbul borok pada payudara. Semakin lama, borok membesar dan mendalam. Inilah yang akan menghancurkan seluruh payudara (Santoso, 2009).
Kanker payudara sebenarnya dapat diatasi apabila terdeteksi sejak dini. Faktor pemicu eksternal ( dari luar tubuh pasien ) penyebab timbulnya kanker payudara dikarenakan gaya hidup wanita masa kini yang gemar mengkonsumsi junk food dan makanan berkadar lemak tinggi, diet, mengonsumsi alkohol, radiasi kecantikan, pengobatan hormonal, pestisida dan pencemaran lingkungan, dan paparan di tempat kerja ( paparan dari gelombang elektromagnetik ). Sedangkan faktor pemicu internal (dari dalam tubuh pasien ) bersifat genetik dan hormonal.
Faktor pemicu eksternal dapat dihindari dengan mengurangi konsumsi lemak dan alkohol serta mengenali situasi lingkungan yang dapat menjadi pemicu zat karsinogenik, seperti pestisida dan cairan pembersih. Selain itu, hindari paparan di tempat kerja, misalnya, instalasi nuklir dan pekerja radiasi.
Faktor pemicu internal juga dapat dihindari dengan mewaspadai pemberian obat hormonal.penggunaan KB hormonal seperti pil atau suntik KB tidak dianjurkan lebih dari lima tahun dan wanita yang telah berusia diatas 35 tahun harus lebih berhati-hati menggunakan alat KB. Sejak dini, wanita harus bisa mendeteksi dan mengenali perubahan dalam tubuh, mulai dari masa menstruasi pertama hingga menopause ( Setiati, 2009).
2.6. Pengetahuan Remaja Puteri Tentang Pemeriksaan Payudar Sendiri ditinjau berdasarkan :
2.6.1. Tingkatan Kelas
Tingkatan kelas yang dimaksud adalah tingkat sekolah remaja yang bertambah pengalamannya dan mempengaruhi wawasan dari pengetahuan remaja tersebut, serta tingkat pendidikan tidak berbanding lurus dengan pengetahuan seseorang ( Notoatmodjo, 2003).
Pada remaja sekolah tingkat SMA sudah seharusnya diperkenalkan mengenai SADARI agar kelak remaja puteri tidak merasa asing mengenai deteksi dini pada kanker payudara.
Sebaiknya pemeriksaan sendiri ini dilkukan secara berkala, yaitu satu bulan sekali. Ini dimaksudkan agar yang bersangkutan dapat mengantisipasi secara cepat jika ditemukan benjolan pada payudara (Mardiana, 2009).
2.6.2. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam penyambungan informasi baik media maupun non media.
Berdsarkan fungsinya sumber informasi dibagi mejdadi 2 yaitu :
1.Media : - media cetak : Flipchart dan poster
-Media elektonik : Televisi, radio, dan video
-Media papan : Papan atau Billboard.
2, Non media : - Keluarga : orang tua, abang, kakak, adik dan
Sahabat
-Tenaga kesehatan : dokter, bidan, perawat
Komentar
Posting Komentar